Penerapan Sekolah Sehari Penuh Tak Sesuai Kondisi Daerah

0

KEBIJAKAN pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menerapkan full day school atau sekolah sehari penuh, dinilai membebani para siswa.

HAL itu ditegaskan Ketua Umum DPP Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Said Aldi Al Idrus, saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) BKPRMI di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Jumat (24/02/2017).

Saat berada di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Said Aldi menghadiri Rakornas Lembaga Pembinaam dan Pengembangan TK Alquran (LPPTKA) BKPRMI selama tiga sejak Jumat (24/2/2017) hingga Minggu (26/2/2017).

Menurutnya, full days school dapat memicu siswa kelelahan karena harus belajar di sekolah sejak pagi hingga sore hari. “Selain itu, dikhawatirkan mereka kesulitan membagi waktu untuk belajar agama. Seperti mengaji Alquran yang biasanya mereka lakukan sore hari sepulang sekolah,” kata Said Aldi.

Paling tidak, menurut dia, full day school ini tidak diterapkan di daerah. Sebab, antar kota dan daerah berbeda dengan kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. “Sebab, belajar mengaji sore hari sepulang sekolah sudah menjadi tradisi di banyak daerah di Indonesia. Berbeda dengan anak-anak di beberapa kota besar yang orangtuanya mendatangkan guru ngaji privat ke rumah,” tutur Said Aldi.

Ia mengakui pihaknya sudah lama keberataan dengan program sekolah sehari penuh. Namun, kata dia, dalam hal ini masih bisa untuk dicarikan solusi terbaiknya. Karena itu, dalam Rakornas LPPTKA BKPRMI yang dihadiri ribuan ustadz dan ustadzah yang juga guru ngaji dari seluruh Indonesia, dirumuskan terkait masalah tersebut kepada pemerintah pusat di Jakarta.

Selain membahas masalah sekolah penuh itu, peserta rakornas ini, juga memastikan Kalsel siap menjadi tuan rumah Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) ke X yang dijadwalkan digelar pada September 2017.

Terkait persiapan Kalsel sebagai tuan rumah, Gubernur Sahbirin Noor, menyatakan pihaknya siap mendukung. “Selain siap menjadi tuan rumah. Kalsel juga siap mempertahankan gelar juara umum yang diraih di FASI IX tiga tahun lalu di Bandung,” kata gubernur yang akrab disapa Paman Birin ini.

Sementara itu, Ketua BKPRMI Kalsel, Hermansyah mengungkapkan sudah sangat siap menjadi tuan rumah. Namun meski bulannya telah ditetapkan, yakni September 2017, tetapi untuk tanggal dan hari pelaksanaan belum diputuskan.

Selama  rakornas ini, menurut Hermansyah, para peserta diajak menyusuri sungai di Banjarmasin dengan kelotok untuk survey spot-spot pelaksanaan FASI X. “Karena untuk pelaksanaan FASI tahun ini, kita akan membangun kampung santri di 15 kelurahan yang ada di Banjarmasin.(jejakrekam)

 

Penulis : Deden

Foto    : LPTQ Kalsel

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.