Waspada! Awal 2017, Sudah Ada 29 Kasus Demam Berdarah

0

MUSIM pancaroba atau peralihan musim hujan ke kemarau atau sebaliknya, ancaman serangan nyamuk aedes aegypti patut diwaspadai. Sebaran nyamuk yang membawa bibit penyakit deman berdarah dengue (DBD) harus diantisipasi dengan gerakan membunuh jentik-jentiknya.

BELAJAR dari pengalaman 2016 lalu, ketika peralihan musim penghujan ke kemarau, serangan DBD telah meminta korban di Kalimantan Selatan. Hingga April 2016 tercatat ada3.350 kasus. Bahkan, ada 22 anak-anak yang direnggut jiwanya akibat gigitan nyamuk aedes aegypti dalam rentang waktu Januari-April 2016. Sedangkan, pada 2017, ditemukan 29 kasus DBD.

“Makanya, kewaspadaan terhadap DBD ini patut dilakukan tiap keluarga. Jangan sampai lengah, karena bisa mengancam keluarga dan orang terdekat,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, HM Muslim, di Banjarmasin, Jumat (17/2/2017).

Ia berharap program satu rumah satu jumantik yang memantau keberadaan jentik-jentik nyamuk aedes aegypti bisa lebih diaktifkan lagi. Sedangkan, menurut Muslim, daerah yang cukup banyak terserang adalah Banjarbaru, yang tercatat sudah ditemukan 7 kasus meski belum merenggut jiwa.

“Sekarang ini zaman canggih. Jadi, lewat media sosial bisa disebarkan informasi mengantisipasi korban BD, sehingga bisa ditanggulangi dengan cepat dan tepat, hingga tak ada korban jiwa lagi,” ujarnya.

Muslim mengajak masyarakat akan cepat melaporkan hal-hal yang menyangkut DBD di lingkungan. Kemudian, masyarakat bisa bergotong royong untuk membersihkan lingkungan dengan mematikan jentik-jentik nyamuk sang pembawa virus mematikan itu.(jejakrekam)

Sumber : Antara

Foto      : Suara Pembaruan

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.