Pembinaan Atlet Dayung Berprestasi Harus Serius

0

POTENSI bibit-bibit atlet alami dayung di sepanjang Sungai Barito, sangat banyak. Hanya saja, pemerintah daerah termasuk lembaga berkompeten seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) atau Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) belum begitu maksimal dalam pembinaan para atlet muda tersebut.

PELATIH atlet dayung usia dini, Aulia Rahman mengungkapkan potensi untuk menjaring bibit-bibit atlet dayung yang ada di Kabupaten Barito Kuala dan Banjarmasin, sebetulnya sangat menjanjikan.

“Boleh dikatakan, di sepanjang Sungai Barito ini kita tak kekurangan bibit atlet. Mungkin para pengurus belum memperhatikan keberadaan atlet dayung muda ini. Padahal, dalam pembinaan atlet dayung itu, yang patut diperhatikan adalah fokus pada latihan, latihan dan latihan, jadi atlet tak perlu lagi pikirannya terbagi di luar itu,” ujar Aulia Rahman di Banjarmasin, Kamis (16/2/2017).

Ia yakin dana pembinaan bagi para atlet dayung itu jelas ada, hanya saja peruntukkannya yang belum maksimal. “Makanya, ketika para atlet dayung ini dihadapkan dengan dua pilihan, apakah ingin menjadi atlet profesional atau bekerja, maka pilihannya pasti ke pekerjaan, sehingga tak lagi fokus pada peningkatan kapasitas diri,” ucap pelatih dayung bersertifikat nasional ini.

Hal ini terbukti, beber Aulia Rahman, dalam PON XIX Jawa Barat 2016 lalu, atlet dayung yang dikirim ke pentas olahraga berskala nasional itu, Kalimantan Tengah tak memperoleh satu medali pun. “Bandingkan dengan Provinsi Kalimantan Tengah yang sudah begitu maju dalam pembinaan atlet dayungnya, justru berhasil meraih medali dan mampu berbicara jauh di pentas nasional,” kata lulusan Uniska Syekh Muhammad Arsyad Albanjary ini.

Ia mengeritik pola pembinaan atlet dayung yang masih belum maksimal, terutama di Kabupaten Batola. Padahal, kata Aulia, mayoritas atlet dayung yang ada di Kalimantan Selatan dihasilkan dari pinggiran Sungai Barito dan sekitarnya.  “Sekarang yang patut dicontoh, mungkin adalah Kabupaten Tanah Bumbu, Hulu Sungai Selatan dan  Balangan tengah giat membina atlet dan mengembangkan olahraga dayung. Pembinaan atlet sejak dini itu sangat penting untuk regenerasi para olahragawan dayung,” tuturnya.

Aulia Rahman yang memfokuskan melatih atlet alami dari pinggiran Sungai Alalak, khususnya di Pulau Sugara dan Suwangi, Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola ini, untuk menjadi atlet andalan Banua. “Untuk fasilitas latihan, kami masih meminjam ke Pemprov Kalsel. Sedangkan, untuk dana pembinaan berasal dari uang pribadi. Padahal, rata-rata usia atlet dayung ini baru 15 tahun,” kata Aulia.

Ada 26 altet muda yang dibina Aulia Rahman. Mereka terdiri dari 14 atlet putra dan 12 putri. Menariknya, menjelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) X Kalimantan Selatan di Kabupaten Tabalong, saat ini para atlet di bawah binaan Aulia Rahman, telah dikontrak dua daerah yakni Kabupaten Tabalong dan Kota Banjarmasin.

“Dalam aturan, hal itu diperbolehkan. Asalkan, pembinana terhadap para atlet sudah jauh-jauh hari,” ujarnya.

Saat ini, Aulia mengakui masih menitikberatkan pada latihan dayung untuk kelas perahu naga (dragon boat) serta kelas-kelas dayung yang dipertandingkan dalam ajang resmi. “Sedangkan, untuk kelas kayak dan kano, belum kami pikirkan. Mungkin ke depan, kalau ada fasilitasnya, atlet yang ada akan dicoba untuk dipersiapkan, agar mahir dalam kelas ini,” ucap Aulia yang tergabung dalam PODSI Kota Banjarmasin ini.

Ia berharap kejayaan olahraga dayung sebagai salah satu lumbung medali di even-even resmi nasional, benar-benar membawa nama Kalimantan Selatan kembali disegani. “Untuk mengembalikan kejayaan dayung di Kalsel, tentu perlu kekompakkan serta para pihak terkait untuk turun tangan dalam pembinaan atlet, khususnya bibit-bibit atlet yang dipersiapkan untuk berprestasi,” cetus Aulia.

Menurutnya, saat ini fokus latihan para atlet dayung muda itu adalah untuk menghadapi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) pada pertengahan 2017 di Yogyakarta atau Semarang, Jawa Tengah. “Kami juga mempersiapkan atlet dayung ini untuk skala kejuaraan nasional. Bahkan, untuk keperluan atlet dayung untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua,” ujarnya.(jejakrekam)

Penulis : Didi GS

Foto    : Kalimantan Post

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.