IAIN Antasari Lebarkan Sayap ke Thailand Selatan

0

PRESTASI yang membanggakan ditorehkan perguruan tinggi Islam tertua di tanah Kalimantan. Kampus yang mendidik para intelektual muslim ini melebarkan sayap hingga ke Thailand Selatan.

DENGAN menjalin kerjasama dengan Badan Alumni Luar Negeri (BALN) yang menaungi para alumni IAIN Antasari untuk kuliah kerja nyata (KKN) di luar negeri, menjadi sebuah kenyataan.

“Untuk tahun 2017, merupakan angkatan II yang dikirim ke wilayah muslim Thailand Selatan. Tahun ini ada 14 mahasiswa yang rata-rata berada di semester akhir dikirim. Sebelumnya, periode 2015-2016 dikirim 10 orang mahasiswa ke sana,” ujar Wakil Rektor III IAIN Antasari Banjarmasin, Prof DR H Mujiburrahman di Banjarmasin, Jumat (27/1/2017).

Para mahasiswa ini ditugaskan untuk mengajar di beberapa sekolah Islam dan negeri di Provinsi Pattani, Thailand Selatan. Ya, seperti di Ma’had Misbahul Ulum, Fattani.“Mereka mengajar bahasa Indonesia dan Melayu, termasuk pula bahasa Inggris. Kegiatan ini memberi pengalaman bagi para mahasiswa untuk merasakan proses pembelajaran di luar negeri. Tentu, ketika pulang banyak ilmu dan pengalaman yang didapat, serta membandingkan dengan apa yang diterapkan di kedua negara,” ujar Mujiburrahman.

Dengan berinteraksi dengan para pengajar asal Kalimantan Selatan, doktor jebolan Universitas Utrecht Belanda ini berharap siswa-siswi asal Provinsi Pattani bisa mengenal dan menimba ilmu ke IAIN  yang sebentar lagi berstatus Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari ini.

“Bagi siswa berprestasi dari Pattani, kami telah menyediakan beasiswa untuk kuliah di IAIN Antasari. Bahkan, saat ini ada beberapa mahasiswa asal Thailand yang telah menempuh studi di Banjarmasin,” ucap Mujiburrahman.

Tak hanya itu, dalam bidang akademis dan penelitian, IAIN Antasari juga menjalin kerjasama dengan Universitas Fatoni dan Universitas Narathiwat yang merupakan perguruan tinggi terbesar di kawasan Thailand Selatan. “Kami sudah lama menjalin kerjasama dengan kampus yang ada di Thailand Selatan, seperti mengadakan seminar bersama dan lainya. Dengan makin meningkatnya kajian ilmiah antar kedua perguruan tinggi, tentu akan menambah khazanah keilmuan serta memperkuat jaringan pendidikan tinggi, bukan hanya skala nasional tapi sudah merambah ke internasional,” tutur Mujiburrahman.

Bahkan, menurut lulusan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru ini, kajian-kajian keislaman yang ada di Thailand Selatan tak jauh berbeda dengan Kalimantan Selatan yang lebih didominasi pemahaman fiqih (mazhab) Imam Syafi’i. “Makanya, anak-anak yang ada di Thailand Selatan ini masih membutuhkan tenaga pengajar, khususnya dari Indonesia,” ujarnya.

Dalam kunjungan ke Thailand pada medio Januari 2017 lalu, doktor humaniora ini mengungkapkan kualitas pendidikan di Kalimantan Selatan masih lebih bagus dibandingkan kawasan Thailand Selatan. “Namun, hal itu tidak cukup, kampus-kampus seperti IAIN Antasari dan lainnya harus terus meningkatkan kualitas akademisnya. Salah satu output itu adalah para alumni dan mahasiswa yang mampu berbicara di kancah internasional,” ucapnya. (jejakrekam)

Penulis : Didi GS

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.