Hak Rakyat Batola untuk Pilih Pemimpin Terbaik

0

BANYAK hal yang berkembang di Republik ini, akhir-akhir ini. Pilkada serentak adalah salah satu agenda demokrasi yang menuntut kematangan dalam cara dan tindakan pera pemilihnya. Perilaku pemilih dalam Pilkada menentukan masa depan daerah itu dengan pilihan pemimpin yang membela rakyat atau bahkan sebaliknya mendapatkan pemimpin yang menjadi pecundang bagi rakyat.

SUDAH pasti bahwa setiap pasangan calon akan mencitrakan diri mereka sebagai yang terbaik, terdepan dan teruji. Pastilah setiap pasangan calon tidak akan menampilkan sisi negatif dan keburukan mereka sebagai manusia biasa. Keburukan itu kerap muncul sesudah peristiwa terjadi.

Itu sama artinya juga tidak penting pembahasan politik dinasti sebagai sesuatu yang buruk. Politik Dinasti atau lebih sederhananya kira sebut saja sebagai Politik Sanak Keluarga tidak penting kita bahas sebagai sebuah keburukan, sebab ditemukan banyak kasus model politik seperti ini memang menimbulkan dan memicu bangkitnya korupsi.

Tidak penting bagi kita untuk membahas politik sanak keluarga ini sebab akan merajalelanya praktek KKN diantara sahabat dan kerabat dekat. Biarkan rakyat yang menilai dengan kadar pandangan dan pendapatnya masing-masing.

Lebih bagus,  mari kita membahas Kabupaten Barito Kuala masa depan dan bagaimana pasangan calon menawarkan programnya untuk tindakan membela rakyat Batola secara total.

Rakyat Batola, berhak mendapatkan pemimpin yang terbaik. Dan pemimpin yang terbaik itu adalah kemampuan melihat potensi sumberdaya dan mengembangkannya secara kreatif, mandiri dan berani mengambil tindakan. Hak rakyat Barito Kuala untuk keluar dari wilayah yang kerap mendapatkan kesan amat menyakitkan. Kesan Barito Kuala sebagai terkebelakang, pelayanan publik yang tidak maksimal, dan sektor pertanian yang hancur akibat masuknya revolusi perkebunan kelapa sawit skala besar.

Saya tidak anti perkebunan kelapa sawit, tetapi munculnya kegelisahan beberapa warga desa yang kehilangan masa depan itu membuat kita berfikir sektor kelapa sawit ini tidak boleh diberlakukan secara serampangan.

Adalah sangat adil apabila membiarkan wilayah-wilayah tertentu untuk bebas dari serangan perkebunan ini, sebab mungkin potensi daerah itu sudah mantap misalnya dengan perikanan atau sudah cukup dengan mengembangan perkebunan jeruk, pisang, jagung, nanas dan tanaman jangka pendek lainnya. Bahkan kawasan tertentu cukup potensial dengan mengembangkan tanaman herbal untuk mencukupi tinggi permintaan pasar Korea dan India.

Masa depan Kabupaten Barito Kuala, jika ingin masuk dalam sepuluh besar IPM, tidak ada rumus lain kecuali melakukan pembenahan sektor pendidikan, kesehatan beserta perangkat inprastrukturnya. Mustahil IPM tidak dapat meningkat apabila kerja keras mendorong pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan secara masksimal.

Saya menduga bahwa Pilkada Batola akan berjalan baik dan damai. Kemampuan untuk menahan diri sebagai indikatornya. Serangan betubi-tubi yang muncul dalam upaya pencitraan melalui media televisi nasional, berpotensi sebagai serangan negatif apabila ditafsirkan secara emosional dan mengalahkan logika. Sayangnya bahwa sikap emosional terus mendorong opini menjadi liar dan itu sangat berbahaya apabila kemudian itu menjadi sebuah kebenaran dalam masyarakat.

Tetapi sekali lagi bahwa rakyat Batola berhak untuk mendapatkan pemimpin terbaik untuk menjadi lokomotif pembangunan di daerah yang menjadi muara bagi maju dan berkembangnya empat kabupaten di Hulu Sungai Barito di Kalimantan Tengah itu. atau paling penting menjadi penyangga pertumbuhan bagi Kota Banjarmasin.

Ketiga pasangan calon sudah menawarkan program. Saya yakin kematangan dalam sedikit waktu dan bagi rakyat Batola untuk memilih mana program yang realistik dan terjangkau dan kemana pula program yang tidak masuk akal.

Pilkada Batola adalah strategi untuk memenangkan hati rakyat dan terutama bagaimana meyakinkan rakat Batola bahwa lima tahun kedepan, bukan sekadar soal pembangunan yang datang dari langit. Tetapi pembangunan dengan cara kerja keras seluruh rakyat Batola. Dan kita percaya bahwa rakyat Batola sudah cerdas dengan pilihannya.(jejakrekam)

Penulis : Setia Budhi, Ph.D

Akademisi FISIP ULM Banjarmasin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.