Gawat, Orangutan di Eks PLG Barsel Terancam Punah

0

UPAYA penyelamatan hewan endemik Kalimantan di kawasan blok E eks proyek lahan gambut (PLG) Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Provinsi Kalimantan Tengah, terus dilakukan Borneo Orangutan Survival (BOS Mawas).

HINGGA kini, BOS Bawas mencatat ada sekitar 3 ribu orangutan yang mendiami kawasan blok E eks PLG, benar-benar dalam kondisi terancam punah. Manager Program BOS Mawas, Janson Regalino, di Buntok, Jumat (20/1/2017), mengatakan kekhawatiran ancaman kepunahan hewan primata itu di kawasan blok E mencakup Kecamatan Dusun Selatan, Dusun Hilir dan Kurau Kuala sangat beralasan. Sebab, di kawasan gambut itu sangat rawan atas kebakaran hutan dan lahan.

Untuk menggencarkan gerakan penyelamatan orangutan,  Janson mengatakan dalam Workshop Project Save The Orang Utan Blocking Local Canal dimaksudkan agar termasuk dalam bagian restorasi ideologi gambuat di wilayah Kabupaten Barito Selatan.

Menurutnya, dengan blocking tata batas lahan, bisa memininalisir kejadian kebakaran hutan dna lahan. Apalagi, di kawasan itu, pada 2006 lalu merupakan wilayah hunian 3 ribu populasi orangutan.

Janson juga mengutip hasil survei International Welcome Center North (IWCN) bahwa blok E eks PLG berada di dua wilayah meliputi Kecamatan Mantangai dan Timpah, Kabupaten Kapuas, serta Kecamatan Dusun Selatan, Dusun Hilir, dan Karau Kuala masuk teritorial Kabupaten Barito Selatan.
“Padahal, kawasan itu masih minim gangguan manusia. Tapi mau tak mau, kita harus melakukan langkah antisipasi agar orangutan di sana tak terancam punah,” ujar Janson.

Ia mengatakan apa yang dialami BOS Mawas itu serupa dengan pengalaman BOS Nyaru Menteng, Kota Palangkaraya. “Sebab, untuk mendapat areal baru sebagai kawasan pelapasliaran orangutan pasca rehabilitasi kebakaran hutan dan lahan pada 2015 lalu, masih sangat sulit,” tuturnya.

Harapan terakhir yang disuarakan Janson adalah 3 ribu orangutan di kawasan blok E eks PLG yang merupakan warisan program era Soeharto, patron Orde Baru itu adalah para orangutan itu masih mampu bertahan di kawasan itu. “Sebab, blok E eks PLG itu merupakan hunian habitat orangutan kedua terbesar di Kalimantan Tengah, setelah Taman Nasional Sebangau,” imbuhnya.(jejakrekam)

Sumber: Antara

Foto     : Alidesta.wordpress.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.