Sensasi Bersepeda Panen Rambutan Garuda

2

 

MENIKMATI liburan akhir pekan bersepeda menjelajah kampung menjadi keasyikan tersendiri, terutama para penggemar sepeda gunung di Banjarmasin. Gowes kampung to kampung kerap dilakukan setiap sore bahkan akhir pekan.

NAMUN, kali ini sesuatu berbeda dirasakan komunitas sepeda gunung Banjarmasin, Gowes Yok Banjarmasin. Komunitas sepeda yang digawangi Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina, Sabtu (21/1) gowes to Sungai Lulut, Banjarmasin Timur. Namun bukan sembarang gowes, kali ini jelajah mereka menembus kebun rambutan. Apalagi akhir pekan ini, warga tengah panen rambutan khas Banjar, varietas­­­­­­­ Garuda.

Sesuatu berbeda dan sensasi baru dirasakan ratusan gowes yang mengikuti perjalanan pagi sang walikota. Untuk menuju kampung kebun rambutan, harus melintasi “ bahayau”, jalur becek dan berlumpur di jalan setapak. Jalan sepanjang satu kilometer ini menjadi medan sesuatu para gowes, lantaran tak jarang akar pepohonan ikut melilit gear sepeda.

“ Seru dan menantang, lintasan basah trek yang memacu adrenalin. Gear sepeda saya aja tadi terlelit akar tanaman,” jelas Heriansyah, salah seorang gowes, yang juga mantan Camat Banjarmasin Utara nini.

Kelelahan pun terobati, saat tiba di lokasi kebun rambutan. Sejauh mata memandang warna merah buah lebat rambutan garuda berderet, seakan menyapa selamat datang rombongan Walikota Banjarmasin. Beristirahat sejenak sambil menikmati jagung rebus dan kacang rebus, rombongan pun disambut warga dan pejabat Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin.Sebungkus pundut nasi dan telor asin menjadi menu sarapan usai bersepeda.

Meskipun Walikota Banjarmasin, H.Ibnu Sina bersama sang istri  Hj Siti Wasilah masih menikmati sajian sarapan ala gowes. Ternyata, sejumlah gowes sudah tak sabaran menuju kebun rambutan yang disediakan warga. Sejumlah goweser ini pun langsung memetik dan mencicipi manisnya rambutan Garuda, yang menjadi salah satu ikon buah Banjarmasin. Namun tak jarang diantara mereka harus mengibas-ngibaskan tangan ke pakaian, lantaran tiba-tiba saja dikerumuni semut.

“Rasanya manis dan ini abahnya garuda, biar diserbu semut, sensasinya luar biasa,” seru Alamsyah, salah satu goweser saat berada di kebun rambutan.

Hanya dalam hitungan menit, tiga rapun buah rambutan garuda langsung diserbu. Sejumlah goweser pun saling berlomba memetik rambutan super jumbo ini. Mereka pun harus beradu cepat dengan semut yang sama-sama tak mau kalah mencicipi manisnya rambutan garuda. Lagi-lagi, mereka harus menepuk-nepuk pakaian lantaran kawanan semut tiba-tiba saja sudah bertebaran di pakaian yang dikenakan.

“ Nah, sekalinya semut pun handak barabut jua wan kita,” ujar Iin Selvia, salah seorang jurnalis , yang sempat kelabakan diserbu kawanan semut saar memetik rambutan.

Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina, menyambut baik panen rambutan Garuda. Karenanya sebagai spesies langka Garuda haruslah dilestarikan dan dijaga jangan sampai hilang dari Banjarmasin. Rambutan Garuda (Nephelium lappaceum) sering dijuluki sebagai “Rambutan Jumbo”, selama ini juga memberi ekonomi tinggi bagi petaninya. Namun ia menyayangkan , hanya segelintir warga Banjarmasin yang menikmati.Lantaran sebagian besar rambutan garuda ‘diekspor’ ke Kalimantan Timur. Harga jual yang tinggi di Kaltim, membuat petani lebih suka menjual ke luar daerah.

“ Yang kita pikirkan bagaimana melestarikan tanaman spesies langka ini, rambutan garuda. Oleh karenanya pengembangan lahan harus dilakukan agar kontinuitas rambutan garuda terjaga. Kita udah menyiapkan lahan puluhan hektare di Banjarmasin Utara dan Selatan, salah satunya buat budidaya rambutan Garuda,” ungkap Ibnu Sina, yang ikut panen buah rambutan Garuda.

Rambutan ini berasal dari daerah Sungai Andai  Kalimantan Selatan. Di kawasan Sungai Andai dan juga Terantang Batola, ditemukan beberapa pohon rambutan Garuda yang sangat besar batangnya. Konon dari situlah bibit rambutan Garuda dilahirkan dan menyebar ke berbagai daerah di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.  Kabarnya lagi, bibit ini sudah sampai ke Negara Thailand dan dikembangkan di negara tersebut.

Rambutan ini sudah dilepas sebagai varietas unggul. Ukurannya paling besar di antara jenis rambutan yang lainnya. Panjang buahnya mencapai 7 centimeter (cm), dengan diameter sekitar 3 cm. Bentuk rambutan ini agak lonjong dan warnanya merah menyala. Rambut buahnya berukuran panjang, agak rapat, dan berwarna merah dengan ujung kekuningan. Daging buahnya tidak lengket, berwarna putih dengan ketebalan bisa mencapai 7 milimeter. Keunikannya, selain manis, rasa rambutan ini juga gurih dan daging buahnya paling kering dibandingkan rambutan jenis lainnya. Produktivitas per pohonnya kurang lebih mencapai 3.000 – 4.000 buah atau 200-270 kilogram per tahun.

Kayu pohon rambutan cukup keras dan kering, tetapi mudah pecah sehingga kurang baik untuk bahan bangunan. Namun, kayu rambutan bagus sekali untuk kayu bakar. Akar tanaman ini untuk obat demam, kulit kayunya untuk obat radang mulut, dan daunnya untuk obat sakit kepala sebagai tapal (popok). Daging buah yang telah matang dapat dikalengkan.(jejakrekam)

Penulis :  Olpah Sari Risanta

 

 

2 Komentar
  1. Maulidiyah berkata

    Min, alamat lengkap kebun rambutan dimana ya min?

    1. admin berkata

      Dalam berita telah ada alamatnya. Terima kasih mengunjungi web kami

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.