Melestarikan Kekayaan Plasma Nutfah Meratus

0

 

KEINDAHAN anggrek mampu menyihir para pencintanya untuk membayar lebih. Potensi kekayaan plasma nutfah terbanyak yang dimiliki Indonesia adalah anggrek. Tanaman khas Pegunungan Meratus ini kini terus dikembangkan di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

DI sebuah Green House beragam species anggrek dari lereng Pegunungan Meratus. Ada anggrek bulan, vanda, bulbo, dendro dan sebagainya. Kekhasan anggrek khas hutan Kalimantan ini membuatnya bermacam nama disematkan. Warga Dayak Pegunungan Meratus kerap menyebut sisik trenggiling. Lalu, karena tangkai bunga seperti lipan, buntut tikus, gergaji, dan sebagainya.

Nah, berbekal pengetahuan untuk mengembangkan dan melestarikan plasma nutfah itu, siswa SMAN 2 Juai, Kabupaten Balangan,  di tengah ancaman berbagai jenis anggrek akibat ‘perburuan’ di hutan-hutan untuk dijual ke kota atau daerah lainnya.

“Pengumpulan anggrek-anggrek ini untuk menjaga dan memelihara. Dalam artian, pelestarian dan pemanfaatan bagi siswa dan sekolah,” ucap Kepala SMAN 2 Juai, Baihaki, Rabu (18/1/2017).

Pendidikan mengenai kehidupan plasma nutfah yang berarti para siswa diajarkan bagaimana untuk menebar bibit unggul dari anggrek, yang tumbuh dari organ utuh atau bagian dari tanaman endemik Pegunungan Meratus itu. Menurut Baihaki, dengan tumbuhnya rasa cinta terhadap anggrek kepada siswa, tentu ancaman dari kepunahan itu bisa diantisipasi terlebih dini. “Ya, ke depan, kami akan menambah koleksi anggrek Pegunungan Meratus, serta belajar membudidayakannya,” kata Baihaki.

Dengan nilai jual yang cukup tinggi dimiliki anggrek, Baihaki berharap para siswa bisa merawatnya dengan telaten. Ke depan, SMAN 2 Juai bukan hanya ingin membudidayakan anggrek. “Kami juga ingin membudidayakan tanaman khas hutan Meratus seperti kayu ulin dan lainnya,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis: Sugiannor

Editor  :  Didi GS

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.